Sejak berdirinya web Saham Gain, baru pertama kali ini saya terpikir untuk sharing catatan trading yang sudah saya jalani. Di pos ini saya ingin sharing sedikit mengenai hasil trading sepanjang bulan Mei 2017. Berdasarkan catatan trading saya, di bulan Mei 2017 saya berhasil meraup untung dari saham sebanyak 9,2%.
Oke, supaya saya tidak dianggap hoax, berikut adalah rincian buy-sell trading saham saya selama bulan Mei 2017.
(Catatan: Saham PWON dan HRUM pada gambar diatas tercatat saya membeli dan menjual beberapa kali di harga yang sama. Saya hanya membeli satu kali. Mungkin kesalahan pencatatan sistem saja yang dicatat lebih dari satu kali)
“Kenapa cuma sharing bulan Mei Pak Heze?” Tanya anda penasaran
Profit sebesar 9,2% per bulan dari saham untuk ukuran pemain saham sudah lumayan besar, tetapi bukanlah keuntungan yang spektakuler. Pada bulan-bulan sebelumya, masih bisa mendapatkan return yang lebih tinggi dibandingkan 9,2%. Saya pun yakin anda pasti bisa mencetak return lebih besar.
Tetapi kenapa saya justru sharing bulan Mei? Pertama, di bulan Mei 2017 ini frekuensi trading saya cukup minim, dan bulan Mei bersih dari cut loss. Bulan Mei banyak waktu yang saya gunakan untuk update ebook dan launching ebook baru.
Kedua, bulan Mei sering dikaitkan dengan fenomena sell in may and go away. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sell in May and Go Away di Pasar Saham: Fakta atau Mitos? Ketiga, saya nggak trading saham gorengan sama sekali.
Kalau anda lihat transaksi saya diatas, saya hanya trading di saham PGAS, PWON, HRUM, INDY, ANTM. Saya hanya trading sampai tanggal 19 Mei. Selanjutnya, saya sudah off. Tapi keputusan trading yang saya ambil ini bukan asal mengambil keputusan. Saya off bukan karena malas trading.
Saya hanya trading di 5 saham. Saya mencari saham2 yang sudah diskon yang memiliki potensi rebound. Dari 5 saham 3 saham diantaranya adalah saham2 LQ45. Kelima saham yang saya pilih sudah saya pilih berdasarkan screening dan trading plan yang saya buat, sehingga saya nggak gampang tergiur beli saham2 yang nggak jelas atau ikut2an orang lain
Di satu sisi, karena mengelola modal besar dan juga ada titipan orang tua, maka saya jadi lebih serius mengambil keputusan trading, supaya nggak mudah terjebak. Inilah yang jadi salah satu alasan mengapa saya tidak trading di saham gorengan.
TARGET PROFIT DAN ANALISA MARKET
Seperti saya jelaskan sebelumnya, saya hanya main saham sampai 19 Mei. Saya mengambil keputusan ini karena target profit saya sudah tercapai dan mencukupi, sehingga selama sisa bulan Mei saya hanya memantau pergerakan market saja, sambil mengincar lagi saham2 diskon untuk bulan depan.
Selain itu pada analisa market, IHSG yang tiba-tiba naik sebanyak 2,59% pada 18 Mei karena investment grade yang menaikkan saham2 LQ45 setinggi langit, membuat IHSG rawan koreksi. Dan benar saja, kalau anda perhatikan saham2 LQ45 di minggu keempat bulan Mei ini, sudah banyak yang turun lagi.
Prinsip saya: Daripada nekad beli dan nyangkut alangkah baiknya pegang full cash. Inilah pentingnya mengelola emosi, trading plan, dan manajemen modal dalam trading. Trading plan memang tidak bisa menjamin pasti untung. Tetapi trading plan bisa mengarahkan kita untuk trading sesuai jalur yang benar.
Ketika target profit sudah tercapai, maka ya mau nggak mau harus ambil rest time dari trading. Jangan turuti emosi. Maunya trading terus incar untung segede mungkin setiap saat. Kalau saya turuti emosi dan trading terus, bukan tidak mungkin profit yang saya dapatkan 9,2% malah tergerus habis di sisa bulan Mei.
Sifat dasar manusia adalah manusia tidak akan pernah puas. Profit 9,2% pasti masih dianggap kurang. Profit 20% pun juga pasti masih akan kurang. Oleh karena itu, anda sendiri yang harus bisa kontrol emosi dan keinginan anda. Caranya? Anda harus punya trading plan dan manajemen modal.
O iya, satu lagi sell on may and go away (seperti yang saya jelaskan sebelumnya) ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap market. Buktinya, di bulan Mei saya masih bisa dapat profit. And the last, baca terus kata-kata yang saya garis bawah. Anda harus menerapkannya dalam trading anda.
Tetapi kenapa saya justru sharing bulan Mei? Pertama, di bulan Mei 2017 ini frekuensi trading saya cukup minim, dan bulan Mei bersih dari cut loss. Bulan Mei banyak waktu yang saya gunakan untuk update ebook dan launching ebook baru.
Kedua, bulan Mei sering dikaitkan dengan fenomena sell in may and go away. Anda bisa baca-baca lagi artikelnya disini: Sell in May and Go Away di Pasar Saham: Fakta atau Mitos? Ketiga, saya nggak trading saham gorengan sama sekali.
Kalau anda lihat transaksi saya diatas, saya hanya trading di saham PGAS, PWON, HRUM, INDY, ANTM. Saya hanya trading sampai tanggal 19 Mei. Selanjutnya, saya sudah off. Tapi keputusan trading yang saya ambil ini bukan asal mengambil keputusan. Saya off bukan karena malas trading.
Saya hanya trading di 5 saham. Saya mencari saham2 yang sudah diskon yang memiliki potensi rebound. Dari 5 saham 3 saham diantaranya adalah saham2 LQ45. Kelima saham yang saya pilih sudah saya pilih berdasarkan screening dan trading plan yang saya buat, sehingga saya nggak gampang tergiur beli saham2 yang nggak jelas atau ikut2an orang lain
Di satu sisi, karena mengelola modal besar dan juga ada titipan orang tua, maka saya jadi lebih serius mengambil keputusan trading, supaya nggak mudah terjebak. Inilah yang jadi salah satu alasan mengapa saya tidak trading di saham gorengan.
TARGET PROFIT DAN ANALISA MARKET
Seperti saya jelaskan sebelumnya, saya hanya main saham sampai 19 Mei. Saya mengambil keputusan ini karena target profit saya sudah tercapai dan mencukupi, sehingga selama sisa bulan Mei saya hanya memantau pergerakan market saja, sambil mengincar lagi saham2 diskon untuk bulan depan.
Selain itu pada analisa market, IHSG yang tiba-tiba naik sebanyak 2,59% pada 18 Mei karena investment grade yang menaikkan saham2 LQ45 setinggi langit, membuat IHSG rawan koreksi. Dan benar saja, kalau anda perhatikan saham2 LQ45 di minggu keempat bulan Mei ini, sudah banyak yang turun lagi.
Prinsip saya: Daripada nekad beli dan nyangkut alangkah baiknya pegang full cash. Inilah pentingnya mengelola emosi, trading plan, dan manajemen modal dalam trading. Trading plan memang tidak bisa menjamin pasti untung. Tetapi trading plan bisa mengarahkan kita untuk trading sesuai jalur yang benar.
Ketika target profit sudah tercapai, maka ya mau nggak mau harus ambil rest time dari trading. Jangan turuti emosi. Maunya trading terus incar untung segede mungkin setiap saat. Kalau saya turuti emosi dan trading terus, bukan tidak mungkin profit yang saya dapatkan 9,2% malah tergerus habis di sisa bulan Mei.
Sifat dasar manusia adalah manusia tidak akan pernah puas. Profit 9,2% pasti masih dianggap kurang. Profit 20% pun juga pasti masih akan kurang. Oleh karena itu, anda sendiri yang harus bisa kontrol emosi dan keinginan anda. Caranya? Anda harus punya trading plan dan manajemen modal.
O iya, satu lagi sell on may and go away (seperti yang saya jelaskan sebelumnya) ternyata tidak terlalu berpengaruh terhadap market. Buktinya, di bulan Mei saya masih bisa dapat profit. And the last, baca terus kata-kata yang saya garis bawah. Anda harus menerapkannya dalam trading anda.
Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.