Analisa Saham BUMI : Permainan Psikologis Saham BUMI

Saham BUMI adalah salah satu saham lapis 3 yang memiliki volatilitas harga yang sangat cepat. Sebenarnya di pos ini: Saham BUMI: Analisa dan Strategi Trading Saham BUMI, saya sudah pernah membeberkan sedikit banyak mengenai saham BUMI. 

Di pos ini saya akan membahas lagi saham BUMI, tapi saya akan lebih membahas psikologis pergerakan saham BUMI. Mengapa saya perlu membahas psikologis saham BUMI? Mengingat BUMI adalah saham yang sering menjadi ‘sarang bandar’, maka permainan psikologis harga saham ini seringkali menjadi polemik bagi trader. 

Di saham2 lapis tiga seperti BUMI, anda harus  memahami titik-titik yang sering menjadi gocekan bandar. Titik2 ini yang biasanya sering menjadi permainan psikologis. Titik-titik (harga saham) yang sering menjadi gocekan bandar BELUM TENTU adalah titik support dan resisten pada grafik. Lho kok?

Terus apa donk kalau bukan titik support dan resisten? 

Jawabannya, kemungkinan besar adalah harga psikologisnya. Saya beri satu contoh. Anda tentu masih ingat ketika BUMI akan melakukan konversi utang menjadi saham, di mana utang BUMI akan dibayar / ditukar dengan saham seharga Rp926 per saham. 

Saat itu harga saham BUMI masih di kisaran harga 200-250. Berbagai spekulasi pun. Ada yang bilang BUMI akan dikerek ke harga 926. Ada yang bilang BUMI akan balik lagi ke harga 1.000, dan masih buanyaak spekulasi2 lainnya. 

Kemudian benar saja, BUMI harganya sangat josss karena mampu naik dari 200 sampai ke harga 300-an. Harga 300-an pun tembus hingga 420. Dan harga sahamnya terus uptrend sampai 520. 

Banyak trader yang terus koleksi sahamnya dan berpikir bahwa BUMI akan terus naik hingga 926. Tapi apa yang terjadi setelah itu? Harga saham BUMI secara berangsur langsung turun tanpa ampun bahkan BUMI kembali lagi ke harga 190-an. Perhatikan grafik BUMI selama 1 tahun.


Nah sekarang mari kita analisis bersama: 

Kenapa saham BUMI dinaikkan sampai 500 bukan sampai 600? Kenapa harga saham BUMI dinaikkan sampai 520, bukan sampai 500 saja? 

Inilah yang dinamakan dengan permainan psikologis. Pertama, 500 adalah harga psikologis yang paling sering dan mudah diingat orang. Kita ingat bahwa BUMI dulunya diberi julukan ‘saham gocap’ karena saham BUMI ini sampai bertahun-tahun harganya diam di harga Rp50. 

Tapi setelah harga 50 BUMI bergerak naik. Dari harga 50 sekarang nol nya nambah satu menjadi 500. Maka angka 500 ini adalah angka yang mudah sekali diingat secara psikologis (50 ke 500). 

Ketika harga saham BUMI yang dari 50 ke 500, maka banyak orang berpikir BUMI akan balik lagi ke 926 atau bahkan ke 1.000. Disinilah orang mulai koleksi sahamnya di harga 500 bagi mereka yang belum sempat masuk. 

Kedua, setelah BUMI mencapai harga 500, BUMI dinaikkan sedikit lagi sampai 520. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan persepsi trader bahwa BUMI adalah saham yang semakin layak untuk dikoleksi. Banyak trader beranggapan:

“Wah BUMI sudah tembus 500, berarti sudah saatnya masuk” 

“BUMI udah tembus harga resisten psikologisnya. Buruan masuk sebelum terlambat”

“Kita bisa masuk BUMI kalau tembus 500 dan sekarang harganya udah 520”

Saat trader berpikir BUMI sudah tembus 500 dan trader mulai masuk, maka disinilah mulai terjadi aksi profit taking besar2an. Hal inilah yang membuat banyak trader bertanya pada saya gimana caranya keluar dari BUMI karena banyak yang nyangkut di harga 500. 

Memang nggak menutup kemungkinan BUMI akan naik lagi, bahkan diatas 500. Tapi untuk seorang trader, tentu tidak bijaksana jika anda menyimpan saham2 yang nyangkut berbulan-bulan dan tidak segera cut loss secepat mungkin. 

Jadi, kalau anda mau trading di saham2 lapis tiga, saya tidak menyarankan anda untuk mudah sekali terbawa berita-berita dan rumor yang bisa menjebak anda. 

Selain itu, kalau anda sering mengamati pergerakan saham BUMI dalam jangka pendek, anda pasti akan menemukan level2 yang sering menjadi permainan psikologis bandar. Dengan kata lain, bandar senang menggocek anda di level2 psikologis tertentu, supaya anda nggak jadi profit, nyangkut di harga atas dan membuat anda stress. 

Sebagai contoh, saat BUMI rebound cepat dari harga 180, BUMI akan dibawa naik sampai 190 (angka psikologis), namun setelah itu BUMI ternyata nggak naik lagi dari 190 menuju 200 melainkan balik turun lagi ke 175-182. 

Itulah mengapa saya sering mengatakan pada anda di web Saham Gain ini, kalau saham2 lapis tiga itu cukup sulit dianalisis menggunakan grafik, karena grafik seringkali tidak bisa merefleksikan pergerakan harga yang sesungguhnya pada saham2 gorengan (kecuali jika saham membentuk pola2 tertentu).  

Titik-titik yang bisa menjadi entry buy mupun profit taking, pada umumnya adalah LEVEL-LEVEL PSIKOLOGISNYA. 

Analisis di pos ini nggak cuma berlaku untuk saham BUMI saja, namun juga berlaku untuk saham2 lapis tiga lainnya. Jadi, kalau anda trading di saham lapis tiga, ada baiknya anda harus punya banyak waktu untuk terus memantau pergerakan bid-offernya.

Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Scroll to Top