Sukses di Saham: Uang Atau Pengetahuan?

Iklan Bersponsor

Ukuran sukses tidaknya seseorang, biasanya diukur dengan berapa banyak uang yang bisa anda dapatkan. Itulah kenapa orang kaya selalu identik atau dianggap sebagai orang sukses. 

Di saham pun demikian. Sukses tidaknya trader / investor saham, biasanya selalu dengan ukuran banyak sedikitnya profit (uang) yang anda terima. Saya pribadi juga setuju bahwa ukuran sukses seorang trader tentu saja adalah profit, karena profit adalah tujuan anda anda beli saham kan? 

Tapi bukan berarti uang atau profit adalah satu-satunya ukuran anda bisa dikatakan sukses di saham. Kok bisa begitu? Memangnya ada ukuran lain yang lebih penting? Jawabannya: Ada. 

Banyak trader saham yang bisa mendapatkan profit besar, namun profit yang didapatkan ‘hanya kebetulan’ alias tanpa menganalisa dan hanya asal beli saham, kemudian saham yang dibeli naik. Bahkan tidak sedikit trader yang beli saham hanya dengan mengandalkan kata-kata ‘para pakar’.

Kalau ‘pakar’ lain menyuruh beli atau pom-pom saham, trader akan ikuti apapun saran dari orang lain, tanpa menganalisa terlebih dahulu. Apa dampaknya? 

Trader hanya bisa mendapatkan profit besar dalam jangka pendek, namun karir trading dan portofolio trader akhirnya tidak bertahan dalam jangka panjang. 

Ya sebenarnya sah-sah saja. Yang trading anda sendiri. Modal juga dari anda sendiri. Tapi kalau anda yang mengalaminya sendiri, apakah yakin anda mau membuang-buang modal dan waktu anda di saham? Tentu saja tidak kan? 

Nah, sekarang saya berikan 2 contoh trader A dan trader B yang mengalami dua proses trading yang berbeda (apa yang saya paparkan bukan hanya sekedar contoh, namun juga sering terjadi di pasar saham). 


Contoh 1

Trader A berhasil mendapatkan profit Rp50 juta hanya dalam 2 bulan trading. Tapi profit yang didapatkan adalah dari hasil membeli saham2 gorengan, dan mengikuti kata-kata para ‘pakar’, tanpa menganalisa sahamnya. 

Trader A sejatinya tetap belum paham bagaimana cara memilih saham yang layak, walaupun berhasil mendapatkan profit fantastis dalam 2 bulan. 

Di beberapa bulan berikutnya, trader mulai rugi, dan bahkan kerugiannya lebih besar daripada keuntungan yang didapatkan pertama, karena trader terus membeli saham dengan cara gambling, ketagihan dengan profit, dan tidak menganalisa. 

Contoh 2

Dengan modal yang kurang lebih sama dengan trader A, Dalam 2 bulan trading, trader B ‘hanya’ mendapatkan profit sebesar Rp1,5 juta. Tetapi trader B membeli saham-saham yang risikonya kecil. 

Trader B selalu menganalisa sebelum membeli. Trader B tidak langsung menelan kata ‘para pakar’ dan tidak mau terpengaruh ajakan-ajakan untuk masuk di saham-saham yang di pom-pom. 


Di beberapa bulan berikutnya, trader B memang masih belum bisa mendapatkan profit sebesar Rp50 juta seperti yang dilakukan trader A. Namun trader B tetap bisa KONSISTEN dengan trading plan, tidak tidak mengalami kerugian besar. 

Justru modal trader B semakin berkembang, profit lebih konsisten, dan trader B bisa mencairkan (withdraw) keuntungan Rp1,5 juta pada 2 bulan trading sebelumnya. 

Dari dua trader diatas, mana yang menurut anda bisa dikatakan lebih sukses? 

Awalnya, banyak yang berpikir bahwa trader A jauh lebih sukses daripada trader B karena trader A terbukti bisa mendapatkan profit yang jauh lebih besar dibandingkan trader B. Trader A bisa pamer profit Rp50 juta. 

Trader A hanya butuh waktu 2 bulan untuk mendapatkan profit sebesar Rp50 juta dari saham, dengan trader B masih membukukan profit Rp1,5 juta dalam 2 bulan dengan modal yang sama. 

Tetapi kalau kita cermati dalam jangka panjang, karir dari trader B jauh lebih baik, dan lebih panjang dibandingkan trader A. Dengan kondisi dan cara trading seperti trader A, maka akan membuat psikologis trader semakin hancur, sehingga menciptakan banyak saham di portofolio yang tidak sehat. 

Jadi ukuran sukses di saham yang utama itu bukan hanya profit, tapi PENGETAHUAN yaitu pengetahuan anda tentang saham: Anda bisa menganalisa secara mandiri, bisa mengatur modal bahkan mengembangkan modal, bisa memilih saham, bisa menjadi paham tentang ilmu-ilmu trading yang sebelumnya belum pernah anda ketahui (naik level). 

Kalau anda hanya mengukur sukses di saham dengan ukuran uang alias berapa besarnya profit yang bisa didapatkan, maka profit besar di saham itu bisa didapatkan dengan banyak cara. 

Mulai dari menganalisa sendiri, “mencontek” saham orang lain, ikut beli saham yang di pom-pom, bahkan dengan asal-asalan beli saham gorengan pun bisa membuat anda profit besar dalam waktu singkat. 

Nah, tapi yang jadi persoalan, kalau anda profit tanpa menganalisa, tanpa tahu ilmu sebenarnya dari trading saham (analisis teknikal, manajemen modal, mengelola psikologis, diversifikasi), seberapa mampu anda bertahan di pasar saham dalam jangka panjang? 
Di berbagai buku atau sumber lainnya, saya yakin anda juga sering mendengar: Salah satu yang menyebabkan orang jatuh adalah uang. Yup, jadi uang bisa membuat anda menjadi rakus, ketagihan dan tidak terkontrol. 

Hal inipun juga sering terjadi dalam trading saham. Banyak trader saham yang ketika berhasil profit besar, lalu terus ketagihan trading, dan tidak mau mengelola emosi tradingnya. Akhirnya, profit berubah jadi rugi.

Jadi dalam trading saham, jangan hanya melulu melihat uang alias profit sebagai tolok ukur utama. Hal utama sukses di saham sebenarnya adalah PENGETAHUAN anda tentang pasar saham itu sendiri. 

Kalau anda memiliki pengetahuan trading, anda praktikkan, maka profit akan mengikuti. Tapi kalau anda belum punya pengetahuan trading dan langsung berharap untung, maka jangan berharap anda bisa sukses jangka panjang di saham. 

Walaupun ukuran besar kecilnya profit tiap trader bisa berbeda-beda, namun setidaknya sebelum anda trading, anda harus kuasai dulu pengetahuan tentang trading (analisis teknikal, fundamental, analisa makro ekonomi & IHSG, kontrol emosi dan modal).

Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Iklan Bersponsor

Scroll to Top