Penyebab Naik Turunnya Harga Saham

Iklan Bersponsor

Harga saham yang anda lihat di tampilan software online setiap harianya akan bergerak naik dan turun. Banyak trader pemula yang bertanya konsep penyebab naik turunnya harga saham tersebut. 

Maka dari itu, kita akan bahas di pos ini. Namun, tentu saja di pos ini kita bukan hanya membahas konsep dasar naik turunnya harga saham. Saya akan memaparkan lebih detail ke aplikasinya di pasar saham. 

Secara konsep dasar, yang menyebabkan naik turunnya harga saham adalah karena adanya PERMINTAAN dan PENAWARAN. Yup, ini adalah konsep yang paling sederhana. Konsep ini berlaku juga dalam perdagangan riil. 

Kalau banyak orang (trader / pelaku pasar) yang ingin membeli saham alias banyak permintaan, maka harga saham akan cenderung naik. Sebaliknya, jika banyak pelaku pasar yang ingin menjual saham, maka harga saham akan cenderung turun. 

Jadi harga saham itu bisa naik dan turun karena setiap hari pasti ada banyak trader yang memperdagangkan saham tersebut, yaitu trader2 yang membeli dan trader2 yang ingin menjual saham. 

Disitulah kemudian terbentuklah mekanisme harga, kesepakatan harga (matched order), sehingga ada banyak saham yang naik maupun turun. 

Tetapi permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar saham itu dipengaruhi oleh banyak hal. Trader ingin membeli dan menjual saham karena ada banyak pertimbangan. Apa saja pertimbangan2nya?

Penyebab naiknya harga saham

Secara umum, tiga hal inilah yang bisa membuat harga saham naik. Jadi ketika harga saham sudah diskon / murah secara teknikal, maka trader akan membeli kembali sahamnya (banyak permintaan), sehingga harga saham akan naik kembali atau technical rebound. Anda bisa pelajari konsepnya disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun. 


Jadi ketika harga saham turun banyak, bisa karena harganya sudah naik tinggi sebelumnya atau turun setelah ada sentimen2 negatif, maka pelaku pasar akan kembali membeli saham yang sudah murah.  

Demikian juga ketika ada berita-berita positif yang bisa mendongkrak IHSG (Misalnya laba naik, tax amnesty, pertumbuhan ekonomi naik dan lain2), maka hal ini bisa membuat permintaan (beli saham) lebih kuat dari penawaran (jual saham). 

Selain itu, saham2 yang membentuk pola-pola (teknikal) harga yang bagus, biasanya akan dijadikan trader sebagai acuan untuk membeli saham, sehingga harga sahamnya berpotensi naik. 

Perlu anda ketahui, bahwa harga saham itu terdiri dari kumpulan pergerakan harga historis, di mana pola2 historis harga saham tersebut sangat mungkin untuk terulang kembali dan dijadikan sebagai acuan pelaku pasar untuk trading. 


Penyebab turunnya harga saham:

Iklan Bersponsor

Penyebab turunnya harga saham, yaitu kebalikan dari penyebab naiknya harga saham. Jadi, kalau anda berada pada saat-saat di mana tiba2 harga saham turun drastis (padahal sebelumnya IHSG stabil), maka kemungkinannya kalau nggak harga saham sudah mahal, ada sentimen2 negatif yang terjadi saat itu. 

Baca juga: 2 Penyebab IHSG Turun. Jadi secara praktik, tidak ada saham yang naik terus. Saat harga saham sudah naik tinggi, pasti trader akan merealisasikan keuntungan (take profit), dengan cara menjual saham. 

Ketika banyak yang menjual saham (banyak penawaran), maka harga saham akan cenderung turun. Demikian juga ketika ada sentimen negatif, maka trader akan ‘keluar’ sementara dari pasar saham (menjual saham), sehingga banyak saham yang turun. 

Nah, nanti kalau harga saham sudah pada turun dan murah, maka pasti para trader akan memborong saham, sehingga harganya akan naik lagi. 

Jadi naik turunnya harga saham ini merupakan suatu SIKLUS yang selalu terjadi ketika pasar saham sedang berjalan. 

Penyebab naik turunnya harga saham

Chart saham diatas menunjukkan adanya naik turunnya harga saham karena pengaruh analisa teknikal maupun sentimen2 yang terjadi, sehingga grafik saham membentuk fluktuatif naik dan turun. 

Penyebab Lain Harga Saham Naik dan Turun

Ada alasan2 lain mengapa saham naik dan turun. Kalau anda perhatikan, seringkali ada saham2 yang bisa naik dan turun sampai puluhan persen dalam waktu singkat, padahal secara analisa teknikal, tidak menunjukkan harga saham yang sudah murah / mahal, dan tidak ada sentimen2 tertentu. 

Hal ini dikarenakan adanya permainan bandar saham yang ‘menggoreng’ saham, sehingga naik turunnya harga saham tidak mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan. 

Kalau anda belum tahu mengenai bandar saham dan seluk beluk saham gorengan, anda bisa pelajari tulisan2 saya disini: Saham Gorengan.

SAHAM TIDUR (SAHAM TIDAK BERGERAK)

Faktanya, tidak semua saham itu naik dan turun. Di pasar saham, kita juga mengenal istilah SAHAM TIDUR alias saham2 yang harganya tidak bergerak. Hal ini karena saham2 tersebut tidaklah ditradingkan (tidak ada transaksi). 

Hal ini terjadi karena suatu saham tidak likuid, bermasalah secara fundamental sehingga sahamnya tidak  banyak diperhatikan oleh trader. Baca juga: Mengenal Saham Tidur dalam Trading.

Melalui pos ini, saya berharap agar kita semua bisa menyikapi dengan bijaksana naik turunnya harga saham. Saat saham turun, disitulah kesempatan trader untuk mendapatkan saham di harga murah. Saat saham lagi naik tinggi, anda harus lebih waspada terhadap koreksi (potensi turunnya saham).

Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Scroll to Top