Setiap hari IHSG akan selalu bergerak naik dan turun (koreksi). Di pos ini, saya ingin membahas penyebab IHSG turun. Ketika mendengar kata-kata “IHSG turun”, mungkin kedengarannya nggak ada yang spesial.
Akan tetapi di dalam praktikknya, penurunan IHSG seringkali membuat para trader menjadi panic. Padahal dalam kondisi anda panic, anda justru tidak akan bisa mengambil keputusan dengan jernih untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada di market.
Sebenarnya ada banyak sekali mengapa IHSG bisa turun di saat-saat tertentu. Akan tetapi, ada dua penyebab utama yang membuat IHSG bisa turun / koreksi. Apa saja itu?
1. Berita / sentimen negatif
Berita ataupun sentimen negatif bisa membuat IHSG turun. Bahkan ketika IHSG sedang bergerak normal, dan ada sentimen negatif mendadak, IHSG bisa langsung koreksi dengan cepat.
Sentimen / berita negatif itu bisa bermacam-macam. Misalnya, terdapat berita pertumbuhan ekonomi turun, nilai tukar Rupiah terus melemah dan lain-lain.
Beberapa waktu lalu IHSG juga sempat anjlok ketika ada berita pembubaran PT Minna Padi Asset Manajemen (MPAM) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda bisa baca kasus reksadana Minna Padi di Google (kalau saya jelaskan disini terlalu panjang).
MPAM ini kan menyimpan banyak saham di portofolio, di mana ada banyak saham yang juga merupakan saham-saham lapis satu (seperti BBRI, BMRI, PGAS) dan saham2 lapis dua seperti ANTM, WIKA, WSKT, PTPP. Jadi otomatis, MPAM harus menjual saham2nya secara bertahap sesuai kewajiban yang ditentukan OJK.
Karena penjualan saham2 tersebut juga berasal dari saham2 lapis satu dan saham lapis dua (second layer), maka akan ada banyak saham yang turun, yang otomatis juga bisa membuat IHSG drop.
Efek dominonya, ketika ada berita MNAC akan menjual saham2 dalam jumlah besar (ditambah kasus2 negatif MNAC), maka hal iin akan menimbulkan panic selling pelaku pasar sesaat, sehingga akan membuat IHSG drop lebih banyak.
Inilah salah satu penyebab IHSG turun, dan hal ini sering sekali terjadi di market (dengan berbagai sentimen2 yang seringkali tidak kita duga).
2. Secara teknikal, IHSG sudah naik banyak
Yang paling sering menjadi penyebab turunnya IHSG adalah karena secara analisa teknikal IHSG memang sudah naik cukup tinggi. Anda harus pahami konsep di saham bahwa harga saham itu akan selalu bergerak naik dan turun. Pelajari juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.
Demikian juga dengan IHSG. Ya jelas lah, IHSG kan adalah kumpulan dari pergerakan seluruh harga saham di Bursa Efek.
Jadi kalau IHSG sudah naik tinggi (karena banyak yang beli saham), secara konsep analisa teknikal, cepat atau lama IHSG pasti akan balik turun /koreksi sebagai respon dari aksi para trader yang ambil untung / take profit. Sebagai praktiknya, anda bisa lihat IHSG berikut ini:
Akan tetapi di dalam praktikknya, penurunan IHSG seringkali membuat para trader menjadi panic. Padahal dalam kondisi anda panic, anda justru tidak akan bisa mengambil keputusan dengan jernih untuk memanfaatkan setiap peluang yang ada di market.
Sebenarnya ada banyak sekali mengapa IHSG bisa turun di saat-saat tertentu. Akan tetapi, ada dua penyebab utama yang membuat IHSG bisa turun / koreksi. Apa saja itu?
1. Berita / sentimen negatif
Berita ataupun sentimen negatif bisa membuat IHSG turun. Bahkan ketika IHSG sedang bergerak normal, dan ada sentimen negatif mendadak, IHSG bisa langsung koreksi dengan cepat.
Sentimen / berita negatif itu bisa bermacam-macam. Misalnya, terdapat berita pertumbuhan ekonomi turun, nilai tukar Rupiah terus melemah dan lain-lain.
Beberapa waktu lalu IHSG juga sempat anjlok ketika ada berita pembubaran PT Minna Padi Asset Manajemen (MPAM) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Anda bisa baca kasus reksadana Minna Padi di Google (kalau saya jelaskan disini terlalu panjang).
MPAM ini kan menyimpan banyak saham di portofolio, di mana ada banyak saham yang juga merupakan saham-saham lapis satu (seperti BBRI, BMRI, PGAS) dan saham2 lapis dua seperti ANTM, WIKA, WSKT, PTPP. Jadi otomatis, MPAM harus menjual saham2nya secara bertahap sesuai kewajiban yang ditentukan OJK.
Karena penjualan saham2 tersebut juga berasal dari saham2 lapis satu dan saham lapis dua (second layer), maka akan ada banyak saham yang turun, yang otomatis juga bisa membuat IHSG drop.
Efek dominonya, ketika ada berita MNAC akan menjual saham2 dalam jumlah besar (ditambah kasus2 negatif MNAC), maka hal iin akan menimbulkan panic selling pelaku pasar sesaat, sehingga akan membuat IHSG drop lebih banyak.
Inilah salah satu penyebab IHSG turun, dan hal ini sering sekali terjadi di market (dengan berbagai sentimen2 yang seringkali tidak kita duga).
2. Secara teknikal, IHSG sudah naik banyak
Yang paling sering menjadi penyebab turunnya IHSG adalah karena secara analisa teknikal IHSG memang sudah naik cukup tinggi. Anda harus pahami konsep di saham bahwa harga saham itu akan selalu bergerak naik dan turun. Pelajari juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.
Demikian juga dengan IHSG. Ya jelas lah, IHSG kan adalah kumpulan dari pergerakan seluruh harga saham di Bursa Efek.
Jadi kalau IHSG sudah naik tinggi (karena banyak yang beli saham), secara konsep analisa teknikal, cepat atau lama IHSG pasti akan balik turun /koreksi sebagai respon dari aksi para trader yang ambil untung / take profit. Sebagai praktiknya, anda bisa lihat IHSG berikut ini:
IHSG Turun |
Perhatikan candlestick terakhir (paling kanan). Anda bisa lihat candlestick tersebut berwarna merah dengan candle yang panjang. Ini artinya IHSG sedang mengalami penurunan tajam di hari itu.
Hal ini wajar, karena kalau kita perhatikan chart IHSG, IHSG kita juga sudah naik tinggi selama 1 bulan terakhir (tanda panah). Di satu sisi, IHSG juga membentuk pola triple top (tanda lingkaran) yan merupakan sinyal koreksi yang cukup kuat.
Jadi kalau secara teknikal IHSG saja sudah naik tinggi, yaaa wajar saja kalau IHSG cepat atau lama bakalan koreksi.
Pos ini menuju satu kesimpulan: Jika anda menemukan banyak saham turun dan IHSG koreksi tajam, selain cek berita yang terjadi, cek juga analisa teknikal (chart) IHSG tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi panic selling saat IHSG turun.
Hal ini wajar, karena kalau kita perhatikan chart IHSG, IHSG kita juga sudah naik tinggi selama 1 bulan terakhir (tanda panah). Di satu sisi, IHSG juga membentuk pola triple top (tanda lingkaran) yan merupakan sinyal koreksi yang cukup kuat.
Jadi kalau secara teknikal IHSG saja sudah naik tinggi, yaaa wajar saja kalau IHSG cepat atau lama bakalan koreksi.
Pos ini menuju satu kesimpulan: Jika anda menemukan banyak saham turun dan IHSG koreksi tajam, selain cek berita yang terjadi, cek juga analisa teknikal (chart) IHSG tersebut. Hal ini juga menjadi salah satu cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi panic selling saat IHSG turun.
Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.