Saham gorengan, seperti yang kita ketahui adalah saham-saham di Bursa Efek yang memiliki risiko yang cukup tinggi bagi trader. Tidak peduli trader pemula maupun trader saham yang sudah berpengalaman, saham gorengan berpotensi menjebak anda.
Banyak sekali trader mengalami kerugian besar, akibat nekad membeli saham2 gorengan dalam jumlah besar. Tapi faktanya, saham gorengan ini adalah saham2 yang cukup ‘menggoda’ untuk trader, karena saham gorengan bisa naik sangat cepat dalam hitungan menit.
Sehingga, trader yang ingin untung cepat dan nggak mau ribet, masuk di saham-saham gorengan ini. Tapi ada juga kasus-kasus di mana trader sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan saham2 gorengan ini. Namun karena saham2 gorengan tertentu lagi sangat booming, banyak trader yang membicarakannya, banyak trader yang pamer untung dari saham gorengan, ahkirnya trader lain ikut-ikutan beli.
Alih-alih dapat profit, trader2 yang tergiur dengan saham gorengan mengalami ‘nyangkut’, dan trader nggak berani jual rugi (cut loss) saham tersebut. Nyangkut di saham gorengan adalah hal yang sering terjadi.
Tapi yang paling parah, banyak trader yang nyangkut di saham gorengan sampai bertahun-tahun (karena sahamnya nggak balik dan sudah ‘ditinggal’ bandar).
Hal ini mungkin berbeda dengan saham2 blue chip misalnya. Kalau anda beli saham blue chip dengan momentum yang tepat, lalu saham anda turun beberapa hari, biasanya tidak lama kemudian sahamnya balik naik lagi.
Saham TRAM |
Saham ENRG |
Contohnya seperti saham TRAM dan ENRG diatas, di mana saat saham2 ini ‘bangun’ dari gocap (Rp50), banyak sekali trader yang mulai membahas saham ini. Saat TRAM naik terus ke 350-400, banyak “analis-analis” dadakan yang mengatakan TRAM bakalan ke 500. Harga wajar TRAM 1.000 dan seterusnya. Tapi bisa anda perhatikan grafik TRAM, ternyata TRAM dengan cepat balik lagi ke 100-140.
Demikian juga dengan saham ENRG, yang pada saat itu ENRG mulai naik ke 200-an, banyak sekali trader yang yakin kalau ENRG bakal tembus 500, entah apa analisisnya, paahal ENRG ini jelas saham gorengan.
Ya pada akhirnya banyak trader yang ikut2an masuk di harga 200-an ini, dan akhirnya sahamnya nyangkut, karena tidak lama kemudian setelah naik secara fantastis, TRAM balik lagi nyaris ke harga gocap.
Ini hanya dua contoh. Masih banyak lagi contoh2 di mana trader nyangkut di saham2 gorengan, akibat ikut2an, ataupun beli saham tanpa mengetahui analisa terlebih dahulu.
Memang bukan berarti saham gorengan sama sekali tidak bisa buat trading. Di pos ini: Cara Trading Cepat 15 Menit – Scalping Trading, saya juga pernah menuliskan praktik cara scalping trading. Namun praktik2 ini dilakukan atas dasar analisa, bukan rumor atau bahkan asal membeli.
Pesan saya, dalam trading anda harus melakukan RISET dan ANALISA trading sebelum membeli saham. Anda mau beli saham blue chip, saham lapis dua ataupun saham lapis tiga itu tidak masalah sebenarnya. Tidak ada aturan yang mengharuskan dan melarang anda untuk membeli saham2 tertentu.
Namun jangan lupa melakukan analisa terlebih dahulu. Kalau anda membeli saham dengan keinginan untung cepat, ikut-ikutan trader lain, maka anda harus tahan keputusan anda, dan jangan melakukan eksekusi trading. Baca juga: Belajar Analisis Teknikal Pemula – Expert.
Anda yang sudah pengalaman nyangkut di saham gorengan, apalagi kalau pengalaman anda ini sampai membuat stres, nggak bisa tidur, makan nggak enak, maka anda harus melakukan evaluasi.
Jangan sampai anda mengulang kesalahan yang sama, dengan membeli saham2 lapis tiga tanpa menganalisanya terlebih dahulu, karena saham2 lapis tiga ini memiliki risiko yang lebih besar.
Hal yang sama sebenarnya juga berlaku untuk saham2 selain saham gorengan. Sebelum anda membeli, anda harus menganalisa dan melakukan riset saham tersebut. Karena tidak ada jaminan kalau anda beli, katakanlah, saham2 di Indeks IDX30 dan Indeks LQ45 anda pasti akan untung.
Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.