Beberapa waktu lalu, melalui email [email protected], salah satu pembaca web Saham Gain bertanya:
“Pak Heze kalau banyak harga saham yang sedang jatuh, bagaimana kalau saya membeli IHSG saja? Karena setelah saya amati, dan saya juga baca di website bapak, IHSG selama 10-15 tahun itu grafiknya selalu uptrend meskipun kita dilanda krisis beberapa kali”
Sehingga kalau beli IHSG untuk jangka panjang, maka saya bisa dapat profit jangka panjang tanpa memikirkan risiko di satu / dua saham”
Sayangnya, jawaban dari pertanyaan ini adalah: Kita tidak bisa membeli IHSG. Yang bisa kita beli adalah saham-saham secara spesifik. Memang di beberapa Bursa saham luar negeri seperti Amerika atau Hong Kong, anda bisa membeli indeks saham tertentu.
Tetapi untuk Bursa saham Indonesia, kita tidak bisa membeli suatu indeks, apalagi membeli IHSG. Lalu, bagaimana solusinya?
Kalau anda ingin membeli IHSG, anda bisa pertimbangkan untuk membeli reksadana saham, yaitu reksadana yang berisi saham-saham yang punya pergerakan mengikuti IHSG (di reksadana anda tidak perlu menganalisis terlalu banyak, karena portofolio sudah disiapkan oleh Manajer Investasi).
Tapi kalau anda tidak berniat membeli reksadana, maka untuk ‘membeli IHSG’, anda bisa membeli saham-saham yang punya korelasi positif terhadap IHSG.
Maksudnya adalah, belilah saham-saham yang punya pergerakan yang cenderung mengikuti arah IHSG atau saham-saham penggerak IHSG. Kalau IHSG naik, saham tersebut cenderung ikut naik dan juga sebaliknya. Dengan cara ini, secara tidak langsung anda sudah ikut ‘membeli IHSG’, karena secara otomatis anda membeli saham-saham yang berkorelasi positif dengan arah pergerakan IHSG.
Saham-saham yang berkorelasi positif dengan IHSG adalah saham-saham Indeks LQ45. Di dalam indeks LQ45 mayoritas juga terdapat blue chip, di mana saham blue chip merupakan saham-saham penggerakan IHSG.
Misalnya seperti saham TLKM, BBCA, HMSP, UNVR, di mana kalau saham2 tersebut turun banyak, maka hal ini juga akan sangat mempengaruhi hijau-merahnya IHSG.
Jadi kalau memang anda ingin membeli IHSG, maka pilihlah saham-saham di Indeks LQ45 tersebut. Dan kalau anda ingin ‘lebih membeli IHSG’, seleksilah saham-saham di Indeks LQ45 yang memang benar2 menjadi penggerak IHSG.
Dalam hal ini, anda bisa mencari saham2 yang mempunyai ‘Top Market Cap’ tertinggi. Datanya bisa anda lihat melalui situs IDX pada bagian: IDX Statistic.
Data diatas saya ambil di situs IDX, yaitu 10 saham yang punya top market cap. Saham2 inilah yang bisa dikatakan sebagai ‘saham juara’ yang bisa menjadi penggerak IHSG.
Untuk anda yang ingin investasi saham dengan mengikuti arah pergerakan IHSG jangka panjang, anda bisa prioritaskan saham-saham tersebut.
Namun tentu saja untuk mengambil keputusan investasi, jangan asal membeli saham. Seleksi saham diatas “baru” merupakan seleksi awal.
Selanjutnya, anda harus menentukan dan memilih lagi perusahaan2 yang punya analisa fundamental terbaik, valuasi yang wajar dan momentum yang baik untuk membeli bertahap (untuk investasi, supaya anda mendapatkan saham di harga yang bagus).
Anda bisa pelajari analisis-analisis fundamental untuk menemukan saham2 bagus jangka panjang, dan strategi memaksimalkan profit dari investasi saham disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula – Epxert.
Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan anda semua yang ingin ‘membeli IHSG’. Anda bisa memilih atau memprioritaskan saham-saham seperti yang sudah saya paparkan diatas tadi.
Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.