Kedua, saham2 yang turun drastis dalam jangka pendek akibat sentimen/ berita negatif, manajemen perusahaan biasanya akan membuat statement untuk menaikkan kembali ekspektasi investor. Saat2 inilah biasanya momen tersebut digunakan bandar untuk mengangkat harga sahamnya dalam waktu cepat.
Harga saham AISA langsung turun 24% dalam sehari (perhatikan tanda panah) dan ditutup di harga 1.205. Keesokan hari, AISA langsung turun lagi sampai 905 (perhatikan tanda lingkaran), namun AISA dengan cepat berbalik naik sampai menyentuh 1.250. AISA kemudian dengan cepat koreksi lagi dan ditutup di harga 1.135.
Disini terlihat adanya akumulasi bandar keesokan harinya (tanda lingkaran) dan disertai dengan kenaikan volume dibandingkan hari2 sebelumnya. Beberapa hari kemudian, saham AISA masih digoreng dengan cepat.
AISA yang sebelumnya tidak pernah bergerak secepat itu, saat berita negatif tersebut muncul pergerakan saham AISA benar2 berubah. Ketika banyak ritel yang keluar (menjual sahamnya), kemudian banyak bandar dari sekuritas besar yang berbondong2 koleksi sahamnya dengan jumlah besar, sehingga sahamnya dengan mudah naik dan turun.
Saat bandar mulai menaikkan harga, disinilah kemudian para pemodal ritel mulai ikut masuk, untuk mencari keuntungan cepat dari harga saham yang sudah diskon besar.
Inilah salah satu tipikal saham yang disukai oleh bandar. Saham2 seperti ini biasanya sering menjadi ‘sarang’ bandar. Saham2 seperti ini saya akui cukup berbahaya dalam jangka pendek, karena volatilitasnya yang luar biasa di sekitar periode kejadian.
Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.