Dua Rasa Takut (Fear) dalam Trading Saham

Rasa takut (fear) dalam trading saham pasti pernah dialami oleh semua trader. Anda yang sekarang sudah memiliki pengalaman trading, anda pasti merasakan rasa fear ini. Bagi sebagian trader mungkin akan bertanya-tanya: “Bung Heze, maksudnya rasa fear dalam trading saham itu yang seperti gimana ya?” 

Secara garis besar, rasa fear dalam trading dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Takut kehilangan dan takut ketinggalan.

TAKUT KEHILANGAN DALAM TRADING SAHAM

Takut kehilangan terjadi ketika saham yang anda miliki turun. Anda takut untuk cut loss. Atau sebaliknya, ketika saham anda turun, anda langsung cepat-cepat melakukan cut loss karena anda takut jika anda kehilangan modal anda lebih banyak. 

Padahal di satu sisi, anda mungkin hanya perlu menunggu sedikit waktu agar saham anda bisa naik lagi. Rasa takut ini yang sering sekali dialami oleh trader pemula. Baca juga: Saham Turun: Hold atau Cut Loss? 

Takut kehilangan juga bisa terjadi saat anda melihat saham tertentu harga turun terus. Di satu sisi, anda belum memiliki sahamnya. Karena saham turun terus, anda takut membeli sahamnya, anda takut kehilangan modal jika saham yang anda beli turun terus. Sehingga ketika saham tersebut sudah benar2 diskon, dan diakumulasi lagi, anda sudah ketinggalan momen. 

TAKUT KETINGGALAN DALAM TRADING SAHAM

Rasa takut ketinggalan terjadi ketika harga saham sedang naik tinggi-tingginya, dan anda belum memiliki sahamnya. Karena anda takut ‘ketinggalan kereta’, anda akhirnya memutuskan untuk membeli saham yang trennya sudah di harga puncak. 

Anda melihat saham yang lagi naik tinggi, dan anda takut kehilangan momentum di saham tersebut. Di satu sisi, anda melihat trader-trader yang sharing profit besar dari saham tersebut. 

Ujung2nya anda justru nyangkut di harga puncak, karena anda mengejar saham yang sebenarnya saham tersebut sudah naik sangat tinggi. Sesuai dengan konsep trading, tidak ada saham yang naik terus tanpa turun. Semakin tinggi saham naik (apalagi kalau anda belum pegang sahamnya), anda justru harus selalu menganalisa lebih lanjut, karena biasanya saham2 seperti ini punya potensi koreksi yang besar juga. 

Anda bisa baca-baca lagi tulisan saya tentang konsep dasar trading disini: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.

Rasa takut dalam trading bisa diminimalkan dengan tiga cara: 

1. Pengalaman trading 

Semakin banyak pengalaman trading anda, rasa takut ini akan cenderung semakin berkurang. Hal ini sudah saya alami sendiri. Satu sampai tiga tahun pertama, melihat harga saham yang turun rasanya memang sangat mengerikan. Tapi setelah itu, saya sudah terbiasa melihat harga saham yang naik turun. 

2. Membeli saham yang benar 

Pengalaman trading saja tentu tidak cukup untuk mengurangi rasa takut dalam trading. Banyak trader yang sudah trading dengan rentang waktu yang cukup lama, tetapi banyak trader yang masih merasa takut ketika saham yang dibeli turun, atau sebaliknya, terus membeli saham-saham yang harganya sebenarnya sudah berpotensi untuk turun. 

Sehingga, banyak trader yang meskipun sudah memiliki pengalaman trading beberapa tahun, namun trader belum bisa mendapatkan profit yang  konsisten. 

Maka dari itu, selain pengalaman trading, anda harus tahu bagaimana cara membeli saham-saham yang benar. Lebih tepatnya membeli saham yang berkualitas, sesuai dengan analisa yang tepat. Saya pernah menuliskan strategi2 praktik analisis teknikal saham disini: Buku Saham. 

3. Psikologis trading yang benar 

Psikologis yang benar ana butuhkan agar anda bisa mengurangi rasa fear dalam trading saham, karena tanpa mempelajari psikologis trading yang benar, anda tidak akan bisa mengurangi rasa fear dalam trading. Cara menerapkan psikologis trading yang benar, anda bisa baca materinya disini: Psikologis dan Mindset Trading. Pahami bagaimana menerapkan mindset trading yang benar, so anda bisa memahami bagaimana cara berpikir dan analisa yang benar, sehingga anda bisa mengalahkan rasa fear tersebut. 

Katalog produk digital dan jasa freelance indonesia, cek dibawah ini.

Scroll to Top